Saya benar-benar tak akan menyangka bisa menginjakkan kaki di kota Yogyakarta sebelumnya. Saya bukan tipikal orang yang suka travelling. Jika bukan karena seorang kawan yang mengajakku kesana, mungkin saya tidak akan bisa mengunjungi tempat ini. Selama berkunjung ke Jogja, kami memiliki tujuan utama yaitu untuk mencari referensi buku yang akan kami (munkin lebih tepatnya temanku) gunakan untuk bahan skripsi. Namun disamping itu kami juga memiliki berbagai tempat tujuan lain, salah satunya adalah Pohon Beringin Kembar di Alun-alun Keraton Kidul Jogja. Saya dan teman-teman mencoba untuk melewati kedua beringin kembar itu. Konon katanya jika berhasil melewatinya dengan tanpa melihat, permintaan kita akan terkabul. I tried it finally. Pertamanya saya gagal tetapi saat saya mencoba untuk kedua kalinya saya berhasil!!!
Setelah mencobanya saya mulai berfikir “Saya rasa ada sebuah pesan esensi dari hal ini”. Dari hal ini saya menganalogikan aksi ini dengan realita dalam kehidupan kita.
1. Saat mata kita ditutup, tak ada yang bisa kita andalkan kecuali suara hati kita. Maka kepercayaan diri sangat diperlukan. Sekali lagi, mata kita tertutup dan itu membuat kita harus memiliki kepercayaan yang kuat untuk berani melangkah ke depan. Sebisa mungkin kita juga menerapkan kepercayaan diri dalam melangkah menuju impian hidup. Karena memang kepercayaan diri merupakan kunci awal. Bagaimana tidak? Semisal kita dalam sebuah job interview, kita memiliki keahlian, kemampuan, dan penampilan tapi kita tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup, sudah dipastikan apa yang akan selanjutnya terjadi (I’ll let u guess what will happen next).
2. Selama berjalan, saya mendengar banyak suara-suara orang lain. Beberapa bilang “jalan terus” dan tak sedikit yang bilang “awas tembok”. Dan jika pikir lebih dalam memang dalam kehidupan akan terjadi hal ini. Saat dimana kita melakukan atau mengambil tindakan untuk diri kita dan tak sedikit orang-orang yang berkomentar. Beberapa komentar memang kadang ada benarnya tapi tidak sedikit yang justru menjerumuskan. Nah, semua itu kembali ke diri kita untuk memilah-milih mana yang perlu kita dengar. Memang kita lah yang menjalani hidup kita tetapi sebagai makhluk sosial terkadang kita juga memerlukan suara atau pendapat orang lain. Tak selamanya yang benar bagi kita, benar pula bagi orang lain atau masyarakat sekitar.
3. Fokus. Sehebat apapun cara jalan kita, jika kita tidak memiliki fokus yang bagus, kita akan kesulitan untuk melewati kedua beringin ini. Hal ini saya pikir juga berlaku saat kita berusaha mencapai impian kita. Fokus sangatlah diperlukan agar kita tidak tahu batas-batas dan jalur yang harus kita tuju. Memiliki fokus artinya kita memiliki starting point yang selanjutnya kita juga memiliki vision untuk garis akhir kita.
Setelah berfikir mengenai hal di atas saya mulai melakukan kajian realistis internal dengan diri saya sendiri. Saya rasa saat kita diiming-imingi dengan pernyataan bahwa permintaan atau impian kita akan tercapai saat kita berhasil melewati kedua beringin itu memang masuk akal. Masuk akal bukan karena nilai majis yang tergantung di dalamnya tetapi lebih karena sebuah nilai yang bisa kita korelasikan dengan realitas kita dalam mencapai tujuan. Karena saat kita mencoba meraih impian kita, tentunya kita memerlukan ketiga hal di atas yang juga diperlukan saat kita ingin berhasil melewati kedua beringin itu.
So, anda mau percaya atau tidak dengan mitos ini, it’s all up to u. Yang jelas saya telah mencoba dengan keinginan yang cukup aneh dan muluk-muluk yaitu mendapatkan uang satu miliar dan lulus tahun ini. Kalau dipikir-pikir saya bisa saja mendapatkan kedua hal itu asalkan saya memiliki kepercayaan diri, pintar memilih komentar orang, dan fokus.
foto beringin kembar di alun-alun keraton selatan Jogja.
No comments:
Post a Comment